Review Buku Dari Allah Menuju Allah Belajar Tasawuf Dari Rumi


Belajar Tasawuf Dari Jalalludin Rumi



ISBN                    978-602-385-608-4
Berat                    200 Gram
Dimensi               (P/L/T)12 Cm / 18 Cm/ 0 Cm
Halaman              252
Jenis Cover          Soft Cover
Penulis                 Haidar Bagir
Penerbit               Noura Books

Milik sufi bukan sekadar huruf dan tinta,
tapi hati putih penaka salju.
Milik cendekiawan adalah
jejak-jejak pena.
Apakah milik sufi?
Jejak-jejak kaki.

Rumi bukanlah seorang penulis ‘irfân seperti Ibn ‘Arabi—yang menulis puluhan jilid buku. Karya utama Rumi adalah Matsnawi, kumpulan puisi, yang darinya kutipan-kutipan dalam buku ini diambil. Namun, justru karena efisiensi dari medium puisi ini, Rumi bisa mengungkapkan apa yang diungkapkan dalam berjilid-jilid buku oleh seorang arif seperti Ibn ‘Arabi, ke dalam puisi-puisi yang relatif jauh lebih pendek.

Buku ini sebenarnya lanjutan dari buku Haidar Bagir yang berjudul “Belajar Hidup Dari Rumi”, dalam buku ini menjelaskan puisi – puisi rumi yang dalam buku “Belajar Hidup Dari Rumi” kurang banyak dipahami apa maksudnya .

Siapa yang tidak mengenal Jalaludin Rumi seorang filsuf yang karya nya meliputi Cinta Manusia kepada Tuhan, Hubungan manusia dengan manusia, Alam, dll . Rumi hidup dimasa yang dekat dengan masa hidup Ibn ‘Arabi . Keduanya diduga pernah bertemu di Konya . Yang jauh penting dari itu, Rumi adalah sahabat karib Shadr al-Din al-Qunawi, murid dan anak tiri Ibn ‘Arabi sekaligus penerus langsung dan paling penting Ibn ‘Arabi. Tak sulit diduga, keduanya menyerap juga semangat zaman yang sama.

Karya utama Rumi adalah Matsnawi, sebuah buku syair biasa, dan bahwa di dalamnya “tak ada diskusi-diskusi metafisis dan misteri tingkat tinggi” .
Dalam bab pertama buku ini kita sudah disuguhi puisi Rumi yang bisa dikatakan menjadi sari pati dari inti pemikiran rumi, yang berbunyi :

“Paduka,” kata Daud,
“Karena kau tak butuh kami, kenapa kau cipta dua dunia ini?”
Sang Hakikat menjawab: “Wahai tawanan waktu..
Dulu aku perbendaharaan rahasia kebaikan dan kedermawanan,
Kurindu perbendaharaan ini dikenali,
Maka, Kucipta cermin
Mukanya yang cemerlang, hati
Punggungnya yang gelap, dunia

Punggungnya kan memesonamu
jika tak pernah kau lihat mukanya.
Pernahkah ada yang membuat cermin dari lumpur dan jerami?
Maka, sapulah lumpur dan jerami itu,
Sebilah cermin pun kan tersingkap ...
Ingatlah Tuhan sebanyak – banyaknya hingga kau terlupakan.
Biarkan penyeru dan yang Diseru musnah dalam Seruan”

Sebenarnya kutipan buku diatas ada pada buku “Belajar Hidup Dari Rumi”-Hal 10-11. Tetapi dibuku ini setiap puisi – puisi rumi, Haidar Bagir menjelaskan dengan bahasa yang sangat mudah dipahami sekalipun bagi orang awam yang bahkan belum terlalu mengenal Rumi .

Buku ini bisa dikatakan juga sebagai pengantar tasawuf nya Rumi, melalui puisi-puisinya, Rumi mengatakan, bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin lewat cinta, bukan semata-mata dengan kerja yang bersifat fisik. Juga dalam puisi Rumi kita bisa membaca, bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tak ada yang menyamai. Karena itu, dalam menggambarkan Tuhan hanya mungkin lewat perbandingan, yang terpenting adalah makna dari perbandingan itu sendiri, bukan wujud lahiriahnya atau interpretasi fisiknya.

Mungkin kekurangan buku ini menurut saya hanya terletak dibeberapa penulisan dan tanda baca yang sedikit agak rancuh, selebih nya buku ini bagus sekali bagi yang ingin memahami karya – karya Rumi.

Ada sedikitnya dua buku karya Schimmel di samping banyak buku lain tentang rumi yang penting dibaca oleh peminat serius pemikiran – pemikiran Rumi. Bagi peminat serius pemikiran Rumi setidaknya anda perli membaca The Sufi Path Of Love karya Chittick, tang mencoba lebih banyak membiarkan Rumi berbicara sendiri.

Nilai dari saya untuk buku ini adalah 9.0. Penyajian materi yang mudah dipahami cocok bagi yang ingin belajar tasawuf melalui pemikiran - pemikiran Rumi, lembaran – lembaran buku yang dibalut warna emas semakin menambah keanggunan buku ini.

Sekian saja ulasan buku “Dari Allah Menuju Allah , belajar Tasawuf dari Rumi” kurang dan lebih nya mohon dimaafkan.

Komentar